12 Julai
Hujan. renyai-renyai makin lebat. Aku masih ingat malam itu . Aku hanya memandang kau tak nampak. Aku diamkan.
Masih aku ingat kali pertama kau duduk dengan kasut berkilat . Aku tegur dan kau malu-malu. Aku tersenyum dan aku terus lupa siapa kau sebenarnya . Itu cerita dulu .
Aku duduk menunggu bas. Setiap kali warna itu muncul aku pasti. Pasti wajah kau yang muncul. Sekali lagi aku diamkan.
Ingat lagi kelas lantai tikar getah biru? Kita duduk bersila . Setiap hari begitu . Tanpa kau sedar mata ini melihat kau dari jauh . Aku senyum melihat gelagat kau yang gila-gila . Rindu sungguh waktu itu.
Kita tunggu kita lihat sampai bila . 1095 hari. Itu waktu bodoh.
Siapa kata? Aku masih mampu menunggu kau untuk dua ribu lima ratus lima puluh lima hari lagi . Itu pun kalau kau masih ada atau aku yang tak ada.
Kalau ada kau tunggu. Jangan kau datang. Aku sendiri datang menyerah diri .
Tapi kalau waktu itu kau dengan dia aku bawa diri .
Itupun kalau dalam 2555 hari itu tak ada pria yang yang bawak hati aku pergi . Kalaulah...
Buat dia,
Hidup masih ok lagi sekarang.
Hidup makin ok berseorang.
Sudah besar bukan?
Selamat Hari Jadi ke 21.
Semoga baik-baik saja di sana :)
No comments:
Post a Comment